Rising Temperature in the Earth

Minggu, 12 Agustus 2012




Rising temperature in an earth is dangerous. It can make global warming, make ice in pole melt away, and skin cancer.

Firstly, it can make global warming. We can feel that condition in the earth very hot. Many people use umbrella when they go outside home, whereas it having glorious weather. 

Secondly, rising temperature in the earth can make ice in pole melt away. So, may be it can make small Islands sink. Because the sea level having increase.

Another reason is rising temperature in the earth can cause skin cancer. It can make   UV ray more much to shining the earth. If it will go on, it will upgrade a quantity of people who have skin cancer. Based on research that there are more than one million people who having skin cancer every year.

There are a number of reasons of rising temperature in earth id hazardous. They are make global warming, make ice in pole melt, and maybe it can make your body seized with pain especially at skin. So, we should keep the earth to reduce it. Example, we don’t burning rubbish, and we don’t cutting tree which never appropriate measure to be cut. 


-Hortatory Exposition Text-


by : Reni Dwi Wahyuning Tyas ( 14 - XI  Acceleration ) 

Satelit Buatan RI Siap Meluncur Tahun Depan

Sabtu, 11 Agustus 2012

Misi utama Lapan A2 adalah untuk mitigasi bencana.

Satelit kembar, salah satu satelit Lapan

VIVAnews - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berencana meluncurkan satelit keduanya bernama Lapan A2. Satelit 100 persen buatan Indonesia ini siap diluncurkan ke orbit tahun depan dengan menggunakan roket India.

Dalam pernyataan tertulis yang diterima VIVAnews, Jumat 10 Agustus 2012, Lapan menjelaskan Satelit Lapan A2 dirancang dan dibuat sepenuhnya oleh Lapan. Lapan A2 merupakan satelit yang sama dengan Lapan-Tubsat, satelit pertama Lapan, namun memiliki sensor lebih meningkat dibandingkan satelit pendahulunya. Misi utama Lapan A2 yaitu untuk mitigasi bencana.

"Satelit ini memiliki sensor Automatic Identification System (AIS) untuk identifikasi kapal layar yang melintas di wilayah yang dilewati satelit tersebut," tulis keterangan Lapan.

Seperti diketahui, pada 2007 lalu Lapan sukses mengorbitkan satelit pertama buatan sendiri bernama Lapan-Tubsat yang hingga kini masih beroperasi dengan baik, padahal awalnya diperkirakan usianya diprediksi hanya berumur dua tahun.

Guna menandakan selesai dibangunnya satelit Lapan A2, lembaga ini akan menyelenggarakan penandatanganan prasasti Lapan A2. Rencananya, prasasti ini akan ditandatangani oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menegristek), Gusti Muhammad Hatta dalam acara penutupan Hakteknas ke-17  pada 11 Agustus 2012 pukul 13.00 WIB di Sabuga ITB, Bandung.

Selain penandatanganan prasasti Lapan A2, pada penutupan Hakteknas 2012 tersebut, Menegristek juga akan menandatangani prasasti Lapan S-UAV 01 dan RHAN-122. 

Lapan S-UAV 01 merupakan pesawat terbang tanpa awak yang dimanfaatkan untuk surveillance (pemantauan). Pesawat buatan peneliti dan perekayasa Lapan ini telah selesai dirancangbangun dan diuji operasional. 

Sementara itu, RHAN-122 merupakan roket berdiameter 122 milimeter. Roket hasil kerja sama Lapan, Kementerian Ristek, dan TNI AD tersebut telah diproduksi dan diuji di Puslatpur TNI AD Baturaja, Sumatera Selatan.

"Penandatanganan ketiga prasasti ini merupakan apresiasi terhadap keberhasilan anak bangsa dalam upaya pengembangan teknologi antariksa. Pengembangan teknologi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa dan masyarakat," ujar pernyataan Lapan.

cr : VIVAnews

Malam Ini Puncak Hujan Meteor Perseid

Puncak Perseid

Sabtu sampai dengan Minggu besok adalah puncak dari hujan meteor Perseid. Pengamatan sebaiknya dimulai sejak jam 10 malam waktu setempat. Saat ini posisi Bumi dan Bulan sedang melewati area penuh batuan kecil yang ditinggalkan oleh komet Swift-Tuttle.
Jika Anda beruntung, Anda dapat melihat sekilas hasil ledakan dari tumbukan meteor Perseid dengan Bulan. Tentu saja untuk melihat hal itu Anda harus membutuhkan teleskop berdiameter minimal 20 cm dan peralatan video untuk merekam, karena kilasan itu hanya terjadi beberapa detik saja.
Sayangnya menurut NASA sebagian besar tumbukan meteor Perseid ke Bulan berada di sisi gelap bulan sehingga susah di deteksi. Jika Anda kurang beruntung, maka Anda bisa menunggu hingga pertengahan Desember 2012 saat dimana hujan meteor Geminid terjadi. Saat itu 90% permukaan Bulan akan dihujani meteor Geminid sehingga kilasan ledakan dapat dilihat dari Bumi.

Lokasi Perseids

cr : mobgenic and VIVAnews 

Misi Ruang Angkasa Ini Akan Selamatkan Bumi

Jumat, 10 Agustus 2012





VIVAnews - Sebuah perusahaan swasta Amerika mengumumkan misi ruang angkasa untuk memetakan bagian dalam sistem tata surya. Misi ini ingin membuktikan teori asteroid yang dapat menghantam bumi.

Ini merupakan misi pertama yang didanai oleh swasta, untuk melakukan pemetaan bagian dalam tata surya. Misi akan berlangsung selama lima setengah tahun, dan akan diluncurkan pada 2016 atau 2017.

Rencana ambisius ini diselenggarakan oleh B612 Foundation. Nama ini diambil dari kisah "Little Prince" karya Saint Exupery, yang merupakan asteroid yang menjadi rumah pangeran kecil tersebut.

Diharapkan, misi akan membuka perbatasan untuk eksplorasi ruang angkasa dan melindungi kehidupan manusia di bumi. Perlindungan ini berfokus pada pemetaan puluhan ribu orbit asteroid dekat Bumi dengan diameter minimal 140 meter, yang bisa menyerang Bumi dengan kekuatan ledakan minimal 100 mega ton TNT.

Ukuran tersebut merupakan 3,5 kali diameter obyek asteroid yang melanda Tunguska, Siberia pada 1908. Peristiwa ini mencabut 80 juta pohon dan menghancurkan rumah-rumah dalam ratusan kilometer.

Menurut Yayasan B612, lebih dari 98 persen dari asteroid tersebut tetap tidak dikenal para astronom. Misi ini bertujuan untuk mengetahui dan melacak lebih dari 90 persen dari asteroid tersebut.
"Tujuan kami untuk filantropis, yang merupakan upaya menyelamatkan planet ini ataupun suatu tempat di planet ini dari bencana besar," ujar Clark Chapman, seorang astronom di Southwest Research Institute di Boulder, Colorado.

Selamatkan Bumi


Chapman menambahkan bahwa Yayasan juga mencanangkan manfaat lain dari misi ini. "Tentu saja, kami juga memiliki tujuan ilmiah tambahan, dan pemetaan kami dari asteroid ini adalah pelopor untuk mengidentifikasi objek yang bisa ditambang untuk sumber daya ruang angkasa di masa depan. Juga, untuk mengidentifikasi objek yang dapat dikunjungi oleh astronot sebagai uji coba sistem yang akhirnya dapat mengirim orang ke Mars," katanya.

Pesawat ruang angkasa yang akan menunaikan misi ini adalah Sentinel. Pesawat ini akan lepas landas dari NASA Kennedy Space Center di Florida dengan bantuan dorongan dari roket Falcon 9.
Pesawat ini juga akan membawa teleskop inframerah untuk memetakan lokasi dan lintasan persimpangan asteroid Bumi."Ini adalah objek yang sangat gelap. Anda harus melihat dengan inframerah untuk mendeteksi mereka," jelas Scott Hubbard, profesor aeronautika dan astronautika di Stanford University dan arsitek program B612.

Ball Aerospace of Colorado, perusahaan pesawat ruang angkasa yang telah mengembangkan teleskop ruang angkasa Spitzer dan Kepler, merancang teleskop Sentinel. Instrumen ini akan menampilkan cermin alumunium 50 cm untuk mengumpulkan sinyal inframerah dengan area pandang yang luas. Gambar akan direkam oleh sebuah piranti 24 juta piksel dan akan didinginkan sampai -133 derajat celcius.

Kerjasama dengan NASA
Pesawat ini akan mengirimkan data yang terkumpul melalui jaringan ruang angkasa NASA ke Pusat Operasi Sentinel di Boulder. Pusat operasi ini kemudian akan menggunakan Minor Planet Center milik NASA di Cambridge, Massachusetts, untuk meneruskan data ke berbagai lembaga pendidikan dan penelitian maupun pemerintahan. 
Sedangkan Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, akan melakukan analisis resiko komprehensif tentang informasi yang ada. Ini untuk menentukan orbit asteroid individu dan menilai ancaman asteroid bagi Bumi.

Teleskop ini akan memindai seluruh langit pada tengah malam setiap 26 hari untuk mengidentifikasi setiap objek yang bergerak. Pengamatan berulang pada satu-persatu steroid akan memungkinkan para astronom untuk menghitung orbitnya dan memprediksi posisi asteroid secara akurat untuk satu abad atau lebih di masa depan.

Total biaya misi ini masih harus dihitung. Namun, Chapman berharap dapat mengumumkannya di akhir tahun. Sementara itu, Hubbard mengatakan yayasan sedang mencari dana untuk misi ini. "Kami telah memiliki beberapa calon investor yang telah memberikan dana awal untuk melihat kelayakan dan ukuran teknis proyek ini," katanya. (kd)

cr : VIVAnews

Proyek Sains Pelajar Diluncurkan ke Angkasa






VIVAnews - Jepang meluncurkan pesawat luar angkasa tanpa awak, 20 Juli 2012. Pesawat luar angkasa yang diluncurkan dari Tanegashima Space Center ini akan mengantarkan sejumlah suplai vital bagi astronot yang tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Pesawat robotik H-2 Transfer Vehicle 3 (HTV 3) ini memiliki nama Kounotori 3. Dalam bahasa Jepang, "Kounotori" memiliki arti "Pelikan Putih". Ini merupakan pesawat ketiga yang diluncurkan ke laboratorium yang mengorbit di angkasa tersebut, dengan misi sejenis. Saat ini, setidaknya ada enam astronot dari tiga negara yang tinggal dan bekerja di ISS.

Pada 27 Juli, pesawat ini berencana terbang mendekati 40 kaki dari ISS. Setelah itu, pesawat akan "ditangkap" oleh lengan robotik Canadarm2, yang dikendalikan oleh Joe Acaba dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Aki Hoshode dari Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang (JAXA). 

Selain mengantarkan pasokan makanan dan perlengkapan untuk para astronot, Kounotori 3 akan mengantarkan proyek sains milik pelajar. Proyek ini dipilih secara terbuka oleh publik, dalam kompetisi YouTube SpaceLab.

Pemenang dari kompetisi ini adalah Amr Mohamed (18 tahun) dari Mesir, serta Dorothy Chen, dan Sara Ma (keduanya 16 tahun) dari Amerika Serikat. Para pelajar ini membuat proyek untuk mempelajari bagaimana mickro-gravitasi memengaruhi strategi berburu laba-laba zebra.
Selain itu, pelajar ini melakukan penelitian bagaimana nutrisi dan senyawa kimia berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kerusakan dari pertumbuhan bakteri di luar angkasa.

Setelah diputuskan menjadi pemenang, Dorothy dan Sara dikirim ke Tanegashima Space Center untuk menyaksikan peluncuran Kounotori 3. Sementara itu, Amr dipilih untuk mengunjungi pusat pelatihan kosmonot Rusia di Star City, Rusia.

Pesawat ini juga akan mengantarkan sistem kamera terbaru untuk dipasang di ISS. Kamera itu adalah ISERV (International Space Station SERVIR Environmental Research and Visualization System). Ini akan melakukan pengamatan sejumlah lokasi rawan bencana di bumi dan pengamatan area lain untuk studi lingkungan. | Space.com | LiveScience (art)

cr : VIVAnews

"Mohawk Guy", Insinyur NASA Itu Jadi Sensasi




VIVAnews - Sukacita meledak di ruang pengendali misi Jet Propulsion Laboratory milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), saat sejarah baru tercipta, kendaraan penjelajah planet (rover) canggih yang dinamai Curiosity berhasil mendarat di Planet Mars -- untuk mencari tanda-tanda kehidupan di sana.

Para pengendali misi yang sempat dilanda ketegangan saat Curiosity berguncang hebat ketika memasuki atmosfer Mars, bersorak, bersalaman, dan saling berpelukan. Dalam momentum yang juga dirayakan dunia itu, lahirlah bintang baru, seorang teknisi NASA yang memukau dunia dengan wajah ganteng dan rambut uniknya: ia dijuluki "Mohawk Guy".
Bobak Ferdowsi, namanya, menjadi sensasi di internet setelah banyak orang terpikat dengan potongan rambut mohawk yang dicat biru dan merah, bentuk bintang yang dicat kuning di atas telinga, dan senyum lebarnya yang berseri-seri.

Hanya dalam hitungan menit, posternya mulai bertebaran di internet, namanya menjadi trending topic di Twitter. Juga di Facebook dan Reddit.

Sebelum peluncuran Curiosity, jumlah follower Bobak hanya 200, saat ini 18 jam kemudian, mencapai lebih dari 26.000.

"Ia memandu rover ke ruang angkasa, juga ke hatiku," itu salah satu contoh tulisan yang tertera dalam poster yang bertebaran di dunia maya. Lainnya, menyinggung fakta bahwa insinyur 32 tahun itu tak sadar akan ketenarannya. "Jadi sensasi di internet. Tapi terlalu sibuk mendaratkan robot ke Mars untuk peduli."

Meski pria ganteng itu telah berinteraksi dengan beberapa penggemar barunya, namun isi tweet-nya kebanyakan tentang hasil terbaru misi Mars. Tapi, akhirnya ia pun bereaksi akan ketenarannya itu. "Internet, kamu menang ronde ini. Aku akan kembali lagi nanti, terima kasih banyak. Sekarang saatnya perayaan bersama rekan-rekan dan tim!"

Ferdowsi, yang adalah salah satu ketua tim pengendali misi Curiosity, mengaku, mengganti tatanan rambutnya di setiap misi berbeda. Model bintang berkelip, yang dianjurkan teman-temannya di pusat pengendali misi NASA, adalah gaya "patriotik sekaligus kosmik". Demikian ujarnya kepada The Atlantic.
Selain punya tampang, "Mohawk Guy" adalah pria yang berotak encer. Ia belajar teknik penerbangan (aeronautical) dan teknik astronautikal di University of Washington dan Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kalau tak cerdas, tak mungkin ia bisa bekerja di NASA dan terlibat dalam misi penting. (Sumber: Daily Mail, Sydney Morning Herald)

cr : VIVAnews



India Ingin Kirim Satelit ke Planet Mars 2013




VIVAnews - Pemerintah India menargetkan tahun depan mereka akan meluncurkan satelit ke planet Mars. Misi ini akan menjadi salah satu langkah besar bagi India, yang juga berambisi mengirim astronot ke luar angkasa pada 2016.

Menurut harian Telegraph, 2 Agustus 2012, satelit India nantinya akan diterbangkan menggunakan roket Indian Polar Satellite Launch Vehicle sebesar 320 ton dari pusat peluncuran di Sriharikota, selatan negara bagian Andhra Pradesh.

"Kami akan meluncurkan misi Mars setelah Departemen Ilmu Pengetahuan memberikan lampu hijau. Diperkirakan program ini akan mulai pada awal tahun depan," kata Deviprasad Karnik, direktur Organisasi Riset Antariksa India (ISRO).

Misi mengirim satelit ke orbit mars ini bertujuan untuk mempelajari iklim dan geologi planet merah tersebut. Seorang pejabat ISRO yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa misi menuju Mars ini akan memakan biaya hingga 4-5 miliar rupee (Rp675-843 miliar).
Misi ke Mars tidak mudah. Menurut data, dari 38 percobaan misi ke Mars, hanya 19 yang berhasil. Jika sukses, maka India akan menjadi negara ketiga di dunia yang menuju Mars, setelah Uni Soviet dan Amerika Serikat.
India memulai program antariksanya pada tahun 1963 dengan mengembangkan satelit domestik dan meluncurkan pesawat luar angkasanya sendiri. Pada September 2009, satelit india Chandrayaan-1 berhasil menemukan air di bulan, menambah prestise India di antara negara-negara pemilik teknologi antariksa.
Namun, program antariksa India mengalami kemunduran setelah roket pembawa satelit meledak di udara dan jatuh di Teluk Bengal setelah melenceng dari jalur pada Desember 2010. (ren)

cr : VIVAnews


Mendarat di Mars, Ini Tugas Awal Curiosity






VIVAnews - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan segera mendaratkan rover atau kendaraan robotiknya di Mars. Rover bernama Curiosity ini merupakan bagian dari misi Mars Science Laboratory, untuk melakukan observasi apakah ada kehidupan di Planet Merah tersebut.

Rover ini akan dilengkapi sejumlah peralatan canggih, termasuk laser yang mampu menghancurkan batu yang menghalangi jalannya. Setelah menginjakkan rodanya di Mars, Curiosity direncanakan melakukan uji coba perlengkapan, apakah masih bisa digunakan setelah melewati atmosfer Mars.

Selain itu, rover juga akan memberikan sejumlah gambar awal suasana permukaan Mars. Foto pertama dari Curiosity akan dikirim dari Hazard-Avoidance camera atau Hazcams yang terpasang di badan kendaraan.

"Setting resolusi rendah gray scale dari Hazcam akan didapat dalam beberapa menit setelah mendarat di permukaan," kata Justin Maki, yang memimpin tim pengembangan kamera di Jet Propulsion Laboratory milik NASA di Pasadena, AS.

"Setelah sistem penting diperiksa oleh tim insinyur dan layar terpasang, rover akan memberikan gambaran permukaan tempat mendarat dengan kamera beresolusi lebih tinggi," ujar Justin.  

Curiosity membawa 12 kamera teknis, yang meliputi 8 Hazcams dan 4 kamera navigasi. Di puncaknya juga terpasang layar. Kamera tersebut akan mengambil gambar dari 'mata' rover di sisi kiri dan kanan, yang kemudian akan diproyeksikan ke bentuk observasi tiga dimensi.

Para insinyur di Bumi dikatakan butuh beberapa hari untuk mengetahui apakah aman untuk meluncurkan Remote Sensing Mast (layar) dan kamera-kamera itu. Namun, gambar pertama dari rover baru akan bisa terkirim beberapa jam setelah mendarat.

NASA akan menggunakan orbiter Mars Odyssey untuk relay sinyal dari Curiosity ke Bumi. Dengan demikian, terhitung kemungkinan delay, akan butuh waktu sekitar dua jam setelah pendaratan untuk mendapatkan gambar pertama.

Dua gambar pertama akan berupa kopi dengan small thumbnail, beresolusi 64x64 p, dan belum resolusi penuh. Foto itu akan memberikan gambaran detail lokasi sekitar pendaratan, termasuk lokasi dan kemiringan permukaan.

"Memastikan rover ada di permukaan stabil sangat penting sebelum mengeluarkan layar," kata Manajer Misi, Jennifer Trosper. "Kami membutuhkan sistem pendaratan baru di misi ini, jadi kami melakukan dengan hati-hati," ucapnya.

Dengan demikian Mars Descent Imager (MARDI) milik Curiosity juga akan mengambil foto berwarna permukaan Mars. Foto ini sangat penting untuk melihat lokasi rover. Foto pertama MARDI sendiri diperkirakan akan rilis setelah mendarat pada 6 Agustus.

Foto lain permukaan Mars diharapkan tiba 7 Agustus, dari Mars Hans Lens Imager. Ini merupakan salah satu dari instrumen tangan robotik di rover. Kamera ini didesain untuk mengambil foto close-up dari batu dan tanah.

Selain itu, salah satu insinyur yang mengembangkan layar Curiosity kemudian mengatakan, kamera navigasi (Navcam) itu akan mengambil 1 MP gambar stereo dari sekeliling rover, dalam 360 derajat. Kamera ini akan mampu memperlihatkan resolusi gambar benda seukuran bola golf dari jarak 25 meter.  

Sejumlah Navcam ini memang didesain untuk men-scan permukaan Mars dan mengumpulkan informasi tiga dimensi, juga bisa melihat apa yang di atas dan bawah. Ini akan membantu untuk menentukan, ke mana rover akan diarahkan. (Space.com | umi)

cr : VIVAnews

Curiosity Kirim Foto Gunung di Kawah Mars



VIVAnews - Curiosity, kendaraan robotik (rover) milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), mulai beraksi di Mars, setelah sukses mendarat kemarin. Seperti yang direncanaan, Curiosity pun kembali melanjutkan untuk mengambil foto permukaan planet merah tersebut.

Mengutip laman Space.com, Curosity berhasil mengirim foto pegunungan yang membentang tinggi di salah satu kawah misterius yang ada di Mars. Foto itu dirilis NASA hari ini, di Jet Propulsion Laboratory, Pasadena, AS, kurang dari 24 jam sejak pertama kali rover itu mendarat.

Deputy Scientist Mars Science Laboratory di JPL NASA, Joy Crisp, mengatakan foto diambil dengan resolusi penuh, dari salah satu Hazard Avoidance Camera atau Hazcams di rover.

Adapun foto yang diambil itu adalah Gunung Sharp. Ini merupakan gunung di Mars yang membentang setinggi 5 kilometer dari pusat Kawah Gale. Banyaknya lapisan geologi di gunung itu menarik perhatian para ilmuwan. Sehingga, mereka pun berharap bisa mencatat perubahan yang terjadi di Mars tiap waktu.

"Ini lebih tinggi dari gunung yang ada di 48 negara bagian AS. Jadi ini cukup spektakuler," kata Crisp. "Apa yang ditangkap mata Anda adalah pasir gelap sepanjang bagian dasar Gunung Sharp," ucap Crisp.

Foto itu juga memperlihatkan tak ada halangan berarti untuk perjalanan rover. Dari foto itu, Crisp dan koleganya menduga jarak Curiosity dengan gunung itu sekitar 6,5 kilometer. Para pengendali misi ini juga akan naik ke gunung itu untuk mengeksplorasi lapisan-lapisan bebatuan dan tanah di Mars.


Selain itu, foto yang diambil Hazcam juga memperlihatkan Curiosity yang memandang ke cakrawala, di sebelah barat daya dari Kawah Gale. "Kita bisa lihat roda rover. Ini sangat datar dengan beberapa kerikil. Tidak ada hambatan untuk mengendara. Kami bisa menyetir ke depan atau belakang," ucap Crisp. (umi)

cr : VIVAnews






Habibie: Rebut Kembali 'Jam Kerja' RI dari Asing





REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG— Mantan Presiden RI ke-9 yang juga mantan Menristek, Bacharuddin Jusuf Habibie, menilai jam kerja terselubung terdapat dalam setiap produk impor yang dibeli oleh masyarakat Indonesia.
Saat ini, pasar domestik yang begitu besar di bidang tranportasi, komunikasi, kesehatan dan lain-lain ‘diserahkan’ pada produk impor yang mengandung jutaan jam kerja. Indonesia, harus merebut kembali jam kerja itu.
Yakni, dengan menjadikan neraca jam kerja sebagai indikator makro ekonomi disamping neraca perdagangan dan pembayaran.
"Rebut kembali jam kerja yang saat ini dirampas asing dengan merampas nilai tambah produk yang seharusnya milik rakyat Indonesia," ujar Habibie pada saat memberikan sambutan di Upacara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2012, di Halaman Gedung Sate, Jumat (10/8).
Habibie menjelaskan, Indonesia harus pandai memproduksi barang apa saja yang dibutuhkan di pasar nasional dan memberi insentif pada siapa saja yang bisa memproduksi di dalam negeri. Sehingga, bisa menyediakan jam kerja untuk masyarakat dan akhirnya membuka lapangan kerja.
"Potensi pasar nasional domestik kita sangat besar," imbuh Habibie.
Habibie menyebutkan, pertumbuhan penumpang pesawat terbang sejak 10 tahun meningkat sangat tinggi. Yakni, sekitar 10 sampai 20 persen setiap tahunnya. Rencananya, produksi pesawat tebang turboprop N250 untuk 70 penumpang pada tahun 2000 sudah mendapatkan sertifikasi FAA.
Selain itu, pesawat Jet N2130 untuk 130 penumpang rencananya pada 2004 sudah mendapatkan sertifikasi FAA. Kedua rencana tersebut, jawaban untuk Indonesia memenuhi kebutuhan pasar.
cr: Yahoo


Curiosity Kirim Foto Berwarna Pertama di Mars




VIVAnews - Curiosity, kendaraan robotik atau rover milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengirimkan gambar panorama berwarna pertama, setelah lima hari menginjakkan rodanya di Mars. Dengan menggunakan kamera wideangle yang ditempatkan serupa tiang layar (MastCam), Curiosity memotret foto warna situasi terkini di permukaan Mars. 

"Ini merupakan panorama dengan resolusi rendah," kata Mike Malin, peneliti yang mempelajari hasil foto yang diambil kamera MastCam. "Frame individual hanya sekitar 144 x 144 pixel."

Malin mengatakan, ada 130 gambar di sana, dan butuh waktu 1 jam 6 menit untuk mengambil mosaik gambar. Untuk panorama resolusi penuh, volume data akan menjadi 64 kali lebih besar.

"Dan resolusi akan menjadi 8 kali lebih baik. Tapi ini sudah cukup baik dan menarik untuk yang kami pikir sangat berharga untuk di-share," ucap Malin kepada BBC.

Adapun warna yang didapat adalah apa yang ditangkap kamera. Ini belum dilakukan proses blending dari frame individual. Satu-satunya modifikasi yang dilakukan hanya mencerahkan (brighten) gambar.

Foto yang diambil dibiarkan alami. Dengan demikian bisa diketahui gambaran asli permukaan Mars.

Frame resolusi penuh saat ini menggunakan memori kamera. Tapi setelah 2MB, hasil foto akan dikirim ke bumi. Curiosity memiliki dua MastCams. Satu untuk mengambil gambar panorama dengan kamera 34 mm. Kamera lain adalah kamera dengan lensa telephoto 100 mm. Dua kamera itu bisa digunakan untuk menghasilkan foto stereo.

Hasil foto MastCams akan dibentangkan untuk membantu misi Curiosity. Sehingga, rover ini bisa menentukan arah lokasi bebatuan yang ingin diteliti.
Target Utama
Saat ini tujuan utama Curiosity adalah menuju puncak Gunung Sharp. Dari sampel batu dan tanah di gunung yang ada di Kawah Gale itu, ilmuwan NASA berusaha mempelajari kondisi geografi di planet merah. Curiosity pun diarahkan ke dasar Gunung Sharp.

Bukti dari foto satelit telah memperlihatkan ada sejumlah sedimen di dasar gunung yang setinggi 5,5 km itu, yang memperlihatkan adanya air.

Rover pun akan menggunakan semua peralatan dan instrumen yang dimiliki untuk memahami lingkungan yang hidup di formasi bebatuan. Jika memungkinkan, akan diungkap pula periodisasi sejarah Mars yang memperlihatkan adanya kehidupan microbial.

Misi Curiosity ini dijalankan oleh Laboratorium Propulsi Jet milik NASA di Pasadena, California, Amerika Serikat. Sejumlah tim ilmuwan sedang merencanakan kerja masa depan untuk kendaraan robotik tersebut.

Kelompok obyek studi telah dibagi di sekitar lokasi pendaratan ke dalam grid kotak 1,3 km x 1,3 km. Obyek itu juga secara sistematis telah memperlihatkan pemetaan fitur permukaan dan tekstur batu berdasarkan gambar satelit dan pemotretan sementara yang dihasilkan rover.

"Kami menggunakan peta itu untuk mencari jejak dari tempat mendarat ke target utama di dasar Gunung Sharp," ujar Dawn Sumner, ilmuwan yang tergabung dalam misi ini, yang juga geolog dari University of California.

Diperkirakan butuh waktu setahun untuk mencapai lokasi kunci di dasar gunung. Setidaknya, jarak ke lokasi gunung dari rover itu diperkirakan sekitar 6,5 km.

cr : Viva News


Bandara Adisutjipto akan Diganti Nyi Ageng Serang




TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Bandara Internasional Kulonprogo yang akan diberi nama Nyi Ageng Serang, diproyeksikan sebagai pengganti bandara Adisutjipto. Berlokasi sekitar 30 kilometer arah barat Kota Yogyakarta, bandara ini akan memiliki runaway sepanjang 3.600 meter. Artinya, sangat memadai untuk pesawat berukuran besar dan berataraf internasional.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo menguraikan, pembangunan bandara Kulonprogo termasuk dalam program PPP Project Book Bappenas 2010-2014. Sangat terbuka peluang kepada investor swasta maupun asing yang berminat mengelola bandara di bawah UPT Dirjen Perhubungan Udara.
Pada landasan sisi timur-barat, ditambah dua perimeter masing-masing sejauh 900 meter. Sehingga total keseluruhan runway adalah 4.400 meter.
Pertama yang dikerjakan adalah landasan pacu, disusul perimeter dan menyusul lighting. Bandara akan dilengkapi tujuh taxiway dengan empat interconnect taxiway.
Sarana dan fasilitas yang ada nantinya antara lain apron, terminal building, commercial building, technical building, dukungan pengoperasioan penerbangan dengan Air Traffic Control (ATC), serta fasilitas parkir bagi pengunjung.
Proyek pembangunan bandara akan dimulai pada tahun 2014 dan direncakan mulai beroperasi pada 2016. Diperkiraan tahun pertama beroperasi jumlah penumpang akan mencapai 7-8 juta dan tenaga kerja yang terserap pada kisaran 28 ribu sampai 32 ribu orang.
Diprediksi jumlahnya akan terus mengalami kenaikan secara signifikan pada tahun 2020, menjadi 10,5 juta sampai 13 juta penumpang dengan tenaga kerja yang terserap 42 ribu sampai 52 ribu orang.
Sedangkan pada tahun 2025, perkiraan jumlah penumpang akan menembus angka 14,2 juta sampai 20 juta sekaligus menyerap tenaga kerja sebanyak 56,8 ribu sampai 80 ribu orang.
Dasar kelayakan wilayah pesisir Kulonprogo sebagai area pengembangan bandara adalah, tidak adanya bentang alam yang menjadi penghambat (obstacle). Sehingga ideal sesuai dengan persyaratan operasi dan keselamatan penerbangan.
Penggunaan lahan eksisting di kawasan pesisir Kulonprogo didominasi oleh lahan pertanian non irigasi teknis, hunian petani penggarap lahan dengan kerapatan jarang serta fasilitas penunjang pariwisata pantai. (*)

cr: Yahoo 

Sukses Mendarat di Mars, Curiosity Kirim Foto

Kamis, 09 Agustus 2012


VIVAnews - Kendaraan robotik atau rover seukuran mobil milik Badan Antariksa Amerika Serikat yang dinamakan Curiosity berhasil mendarat di permukaan Mars. Dengan demikian, Curiosity siap menjalankan misinya untuk mencari kehidupan di planet merah ini.

Seperti film fiksi ilmiah, Curiosity mendarat setelah melakukan sejumlah manufer menembus atmosfer Mars. Setelah mengalami proses yang menegangkan, mengutip laman Space.com, roda rover ini menyentuh permukaan Mars sekitar pukul 01.31 waktu AS atau (05.17 GMT/ 12.17 WIB). 

Setidaknya butuh waktu sekitar 14 menit untuk mengirim sinyal suksesnya pendaratan Curiosity di Mars.

"Pendaratan terkonfirmasi. Tiba selamat di Mars," demikian konfirmasi pernyataan dari ruang pengendali misi.

Begitu konfirmasi diumumkan, sontak kegembiraan terasa di ruang pengendali misi yang berada di Jet Propulsion Laboratory milik NASA di Pasadena, AS. 

Proses Pendaratan


Setelah mengalami guncangan ketika masuk atmosfer Mars dengan kecepatan 21.000 kilometer per jam, wahana ulang alik yang berisi Curiosity pun segera mengeluarkan parasut untuk melambatkan laju hingga 320 km per jam.

Wahana ini kemudian menembakkan roket untuk terus memperlambat lajunya hingga 3,2 km per jam. Di saat inilah ketegangan memuncak, yang dijuluki tujuh menit yang menegangkan.

Roket dengan crane angkasa kemudian menurunkan Curiosity ke permukaan Mars dengan menggunakan kabel. setelah itu, Curiosity pun dilepas dan mendarat. Keenam roda rover ini pun menyentuh permukaan Mars.

Tak lama kemudian, rover ini pun mengirimkan gambar pertama suasana di Mars setelah pendaratan. Dalam siaran streaming yang disiarkan televisi NASA, terdengar beberapa kali pernyataan bahwa rover ini mengirimkan foto, yang juga terlihat adanya bayangan.
NASA pun kemudian mengunggah foto itu ke akun Twitter Jet Propulsion Laboratory milik NASA, di @NASAJPL. Berikut fotonya:

Cr : VIVAnews.com

Mengenal Tonggak Sejarah Satelit Indonesia





Sepanjang sejarah, satelit milik Indonesia yang telah diluncurkan mencapai 13 satelit. Selama 36 tahun sejak pertama kali Satelit Indonesia mengorbit pada 1976,  tiga satelit gagal beroperasi secara penuh, yaitu Satelit Palapa B2 gagal mengorbit saat peluncuran, Satelit Palapa C1 yang hanya mampu beroperasi selama dua tahun karena masalah pengisian baterai, serta Satelit Telkom-3 yang hilang sebelum sampai pada orbitnya.

Jejak satelit Indonesia di ruang angkasa dimulai dari peluncuran Satelit Palapa A1 milik Perumtel (sekarang Telkom) pada 8 Juli 1976 dengan menggunakan
roket Amerika Serikat, Hughes (HS-333). Satelit itu diluncurkan dari Kennedy Space center, Tanjung Canaveral, di atas pada slot orbit 83 derajat BT. Nama Palapa ini diambil dari “Sumpah Palapa”, yang pernah dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334.

Generasi satelit Palapa diluncurkan 1977, yaitu satelit milik Perumtel, Palapa A2, dengan roket yang sama seperti Palapa A1. Enam tahun kemudian, Perumtel kembali meluncurkan Satelit Palapa B1 pada 18 Juni 1983. Kali ini Perumtel menggunakan jasa roket Challenger F2 (STS-7) dan diluncurkan dengan menggunakan pesawat ulang alik.

Satelit Palapa selanjutnya, Palapa B2 yang diluncurkan 3 Febuari 1984 dari wahana Challenger F4 (STS-41-B) yang gagal beroperasi dan dijemput oleh roket STS-51A pada NOvember 1984. Satelit ini kemudian dibeli dan didaur-ulang oleh Sattel Technologies yang kemudian dibeli kembali oleh Perumtel pada tahun 1990 dengan nama Palapa B2R. Satelit B2R sendiri diluncurkan pada 13 April 1990.

Satelit Palapa selanjutnya, Palapa B2P, yang dimiliki oleh Perumtel dan Satelindo kemudian diluncurkan pada 21 maret 1987 menggunakan roket Delta 6925.

Kemudian Telkom meluncurkan satelit Palapa B4, 14 Mei 1992 dari Kennedy Space Center, Amerika Serikat. Lalu satelit milik Satelindo, Palapa C1 diluncurkan.  Generasi pertama Palapa C ini diproduksi oleh Hughes, Amerika Serikat dan diluncurkan pada 31 Januari 1996 dari Kennedy Space Center, Amerika Serikat dengan menggunakan roket Atlas 2AS.

Satelit ini dimaksudkan sebagai pengganti Palapa B4 pada Orbit Geostasioner 113 derajat BT dengan rentang operasi selama 7 tahun. Namun, satelit ini hanya berusia dua tahun saja, karena mengalami kegagalan pengisian baterai pada 24 November 1998. Satelit Palapa C1 pun dinyatakan tidak layak beroperasi.

Berikutnya, Satelindo dan Indosat meluncurkan satelit Palapa C2 padav15 Mei 1996 dengan roket Ariane-44LH10-3. Satelit buatan Hughes (HS-601) ini diluncurkan dari Kourou, Guyana Prancis.  Satelit ini beroperasi pada Orbit Geo Stasioner slot 113 derajat BT di ketinggian 36.000 km di atas permukaan bumi.
Operasional satelit ini berpindah tangan ke PT. Indosat Tbk, setelah penggabungan Satelindo dengan Indosat. Untuk memberi tempat bagi Satelit Palapa D, orbit satelit ini dipindah ke 105,5 derajat BT.

Menjelang akhir 1997, Indovision meluncurkan satelit Cakrawala I pada 12 November 1997 dengan roket Ariane-44LH10-3. Satelit buatan Orbital Sciences Corporation (OSC) (Star-1) diluncurkan dari Kourou, Guyana Prancis.

Pada 1999, Telkom meluncurkan satelit keduanya. Telkom-1 yang dibuat Lockheed Martin (A2100A) dengan menggunakan roket Ariane IV, satelit ini memiliki masa operasi hingga 2016. Pada 2000, Asia Cellular Satelite (ACeS) meluncurkan satelit Garuda-1 yang memiliki masa operasi sampai 2015. Satelit buatan Lockheed Martin diluncurkan menggunakan roket Proton K Blok-DM3 dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan.

Enam tahun setelah Telkom-1, Satelit Telkom-2 diluncurkan dari Kourou, Guyana Prancis menggunakan roket Ariane V. Sampai saat ini satelit ini masih beroperasi.

Buatan Indonesia
Pada 2006, satelit pertama buatan Indonesia, INASAT-1 diluncurkan. Satelit ini merupakan satelit metodologi penginderaan untuk memotret cuaca buatan LAPAN. INASAT-1 menggunakan komponen elektronik berukuran kecil, dengan berat sekitar 10-15 Kg. Kehadiran satelit ini dirancang untuk mengumpulkan data yang berhubungan erat dengan data lingkungan maupun rumah tangga yang digunakan untuk mempelajari dinamika gerak serta penampilan sistem satelit.

Satelit ini dirancang bersama oleh PT.Dirgantara Indonesia dan LAPAN. Dari segi dinamika gerak akan diketahui melalui pemasangan sensor gyrorate tiga sumbu. Sehingga dalam perjalanannya akan diketahui bagaimana perilaku geraknya. Penelitian dinamika gerak ini menjadi hal yang menarik untuk satelit-satelit ukuran Nano yang terbang dengan ketinggian antara 600-800 km.

LAPAN tidak berhenti di situ saja. Bekerja sama dengan Universitas Teknik Berlin (Technische Universität Berlin; TU Berlin), LAPAN membuat satelit LAPAN-TUBSAT. Ini adalah satelit mikro pertama Indonesia. Wahana yang dirancang berdasarkan satelit lain bernama DLR-TUBSAT, dan menyertakan sensor bintang yang baru. 
Satelit LAPAN-TUBSAT yang berbentuk kotak dengan berat 57 kilogram dan dimensi 45 x 45 x 27 cm ini akan digunakan untuk melakukan pemantauan langsung situasi di Bumi seperti kebakaran hutan, gunung berapi, banjir, menyimpan dan meneruskan pesan komunikasi di wilayah Indonesia, serta untuk misi komunikasi bergerak.

LAPAN-TUBSAT membawa sebuah kamera beresolusi tinggi dengan daya pisah 5 meter dan lebar sapuan 3,5 kilometer di permukaan Bumi pada ketinggian orbit 630 kilometer serta sebuah kamera resolusi rendah berdaya pisah 200 meter dan lebar sapuan 81 kilometer.

Pada 2009,  PT Media Citra Indostar (MCI) yang mengelola dan mengoperasionalisasi satelit Indovision meluncurkan Indostar II atau Cakrawarta II.

Satelit ini diluncurkan dengan menggunakan roket peluncur Proton-Briz milik Rusia dan lepas landas melalui Baikonur Cosmodome di Kazahkstan. Peluncuran satelit Indostar II ini terjadi pada tanggal 16 Mei 2009. Kehadiran Satelit Indostar II ini adalah untuk menggantikan Satelit Indostar I (Cakrawarta 1) yang telah sebelas tahun melayani Indovision dan habis masa orbitnya pada tahun 2008.

Melenceng
Pada 2009, Indosat meluncurkan satelit Palapa D dari  Xichang Satellite Launch Center (XSLC) menggunakan roket Long March (Chang Zheng) 3B. Satelit ini dibuat oleh Thales Alenia Space, Perancis, dan dimaksudkan sebagai pengganti satelit Palapa C2 pada Orbit Geostasioner slot 113º BT yang akan selesai masa operasionalnya pada tahun 2011.

Walaupun diluncurkan dari Cina, pusat kendali satelit tetap berada di Stasiun Bumi Jatiluhur, di Purwakarta, Jawa Barat yang dimiliki Indosat.

Roket peluncur satelit ini sempat mengalami kegagalan dalam menempatkan Palapa D pada orbitnya. Namun pihak Thales Alenia mengendalikan satelit tersebut dan mengembalikannya ke jalur orbit aslinya. Meski sukses, operasi satelit Palapa D berkurang menjadi 10 tahun dari usia 15 tahun yang direncanakan.

Awal pekan ini, Satelit Telkom-3 yang diproduksi ISS Reshetnev Rusia gagal mencapai orbit dan menghilang. Satelit yang diluncurkan dari Cosmodrome Baikonur di Kazakhstan dengan menggunakan roket Proton-M.

Sedianya Satelit Telkom-3 ini direncanakan mengorbit bumi selama 15 tahun dengan membawa 42 transponder yang terdiri dari  32 transponder C-Band dan 10 transponder Ku-Band dengan massa 1,6 ton dan berdaya 5,6 Kilo Watt. (berbagai sumber)


Cr : VIVAnews


Perjalanan ke Mars Dimulai





VIVAnews - Kendaraan penjelajah Mars terbaru milik NASA mulai melakukan perjalanan mereka ke Planet Merah. Curiosity, kendaraan berukuran sebesar mobil itu telah meluncur pada akhir pekan lalu dan tengah menempuh perjalanan sejauh 570 juta kilometer dari Bumi ke Mars.

Jika tidak ada aral melintang, diperkirakan, robot raksasa senilai US$2,5 miliar atau sekitar Rp22,7 triliun itu akan tiba di Mars sekitar 8,5 bulan kemudian.

“Kita sudah mulai perjalanan,” kata Pete Theisinger, MSL Project Manager dari Jet Propulsion Laboratory NASA, seperti dikutip dari Space, 28 November 2011. “Pesawat ruang angkasa itu dalam kondisi yang baik dan kini tengah menuju Mars,” ucapnya.

Adapun misi utama MSL ke Mars adalah menentukan apakah planet tersebut mampu atau pernah mendukung kehidupan mikrobial. Misi ini yang mulai dikerjakan sejak 2003 ini sendiri rencananya akan diberangkatkan pada 2009, namun demikian, NASA gagal memenuhi deadline.

Namun keberhasilan peluncuran tersebut baru merupakan tahap pertama dari misi sulit yang diperkirakan akan berlangsung setidaknya selama dua tahun waktu di Bumi. “Kami paham ini barulah tahap awal dari misi. Kita masih harus bekerja keras dalam 8,5 bulan ke depan,” kata Theisinger.

Rencananya, Curiosity akan mendarat di Mars pada Agustus 2012. Namun anggota tim misi tersebut tidak bisa santai membiarkan kendaraan seberat 1 ton tersebut pergi sendirian ke Mars. Mereka harus tetap memantau dan melakukan koreksi arah. Tim juga akan melakukan sejumlah tes untuk memastikan 10 instrumen ilmiah yang ada di sana bekerja dengan baik. (eh)

cr : VivaNews

ZAM ZAM

 
ZAM ZAM is about 18*14 feet and 13 meters deep well.
It started 4000 years ago.
Never dried since then never changed taste.
No Algae or Plant growth in the well.
This small well provides water to Millions of people.
...
Through Heavy motors pulling 8000 liters per second (69.12 core liter in 24 hrs)
& after 24 hours it completes its level in only 11 mints.
Thus its Alter level never decreases.

 
 
 
 
 
 
 
 
cr : Islamic Book